
Pendekatan dari Public Cloud bertolak belakang dengan Private Cloud. Pada Public Cloud seluruh resources dididistribusikan di antara para pengguna layanan dengan tujuan inovasi yang intensif dan berkelanjutan. Penyedia layanan Cloud (Cloud Provider) dapat memberikan layanan custom untuk user dengan kapasitas yang dapat dikonfigurasi per enterprisenya. Konfigurasi juga bisa dilakukan secara berjenjang sehingga biaya scaling up proposional dan sesuai kemampuan cash flow perusahaan. Flexibilitas biaya ini merupakan keuntungan yang sangat dicari dan dihargai pada implementasi Cloud.
Mengutilisasikan Public Cloud dapat dianalogikan seperti menggunakan transportasi umum bis dimana terdapat beberapa penumpang lain yang ikut naik bersama kita di dalam satu kendaraan. Layaknya sedang berpergian dengan bis, kita hanya perlu mengeluarkan biaya untuk rute-rute langganan yang kita pilih. Oleh karena itu, kita bisa mematikan atau “turn off” resource tidak dibutuhkan dan melakukan penghematan biaya. Sistem pembayaran Public Cloud ini adalah pay-as-you-use (OPEX). Sama halnya dengan transportasi umum, user dari Public Cloud harus rela berbagi resource dan sadar bahwa Cloud ini juga berhak digunakan user lain (low degree of ownership, resource sharing).
Terdapat beberapa contoh sederhana Public Cloud yang sudah familiar di telinga kita. Berbagai macam provider Public Cloud menyediakan layanan platformnya secara gratis dengan kapasitas yang terbatas. Salah satu contohnya adalah Google Drive dan Dropbox. Hal ini dilakukan dengan tujuan pemperkenalkan service atau layanan mereka kepada khayalak ramai. Jika user membutuhkan kapasitas penyimpanan yang lebih besar maka user dapat berlangganan paket storage space lebih besar yang disediakan oleh provider. Akses storage gratis ini biasanya hanya terdiri link dengan kombinasi userID-password, sehingga jika digunakan oleh perusahaan, aspek kepatuhan keamanannya (security compliance) tidak terpenuhi.
Seperti perangkat enterprise pada umumnya, sebelum menggunakan Enterprise Public Cloud, sebaiknya dilakukan pengujian (trial) dulu pada business process yang sudah berjalan. Walaupun tidak memakan banyak biaya, proses trial & error dalam migrasi ke Public Cloud akan memakan banyak waktu dan tenaga. Hal ini desebabkan oleh proses penerjemahan bahasa atau istilah-istilah ke bahasa yang digunakan oleh Cloud. Oleh karena itu jika proses ini berlangsung terlalu lama, aspek biaya juga akan terpengaruh.
Terdapat dua alternatif yang dapat dipilih oleh perusahaan mengenai trial Public Cloud ini. Alternatif pertama, Tim IT perusahaan dapat membuat akun, mengkonfigurasi, dan memahami syarat ketentuan dan resiko tertagih (biasanya diperlukan entry credit card) untuk Enterprise Public Cloud ini secara mandiri. Alternatif lainnya adalah bekerjasama dengan partner terpercaya seperti ACS Group yang akan mendampingi perusahaan anda dalam proses transisi ke Enterprise Public Cloud ini. ACS Group menyediakan kupon gratis untuk keperluan trial dan layanan konsultasi mengenai kebutuhan dan spesifikasi yang diperlukan perusahaan.
Perusahaan perlu mempertimbangkan baik-baik apakah perusahaan akan melakukan migrasi data sebagian atau total ke lingkungan Cloud. Pentingnya implementasi Public Cloud dapat digambarkan dengan dua skenario dibawah ini.
Bayangkan jika perusahaan Anda sedang menyiapkan event spesial yang hanya diadakan sekali setahun. Semua penjualan tiket event ini dilakukan melalui suatu website yang di host di server Anda. Pada H-1, perusahaan Anda baru menyadari bahwa spesifikasi server perusahaan sangat tidak memadai untuk mengakomodasi expected traffic dan tidak akan cukup menampung data dari pengguna. Jika hal ini tidak diatasi, kredibilitas website perusahaan Anda akan jadi taruhannya. Terlebih lagi jika event ini menjadi tulang punggung dan tolak ukur penjualan tahunan perusahaan Anda.
Untuk pengadaan server tambahan secara cepat, Anda hanya memiliki satu pilihan yaitu membeli server yang over–spec, mahal, serta tidak akan terpakai secara efektif setelah event ini selesai. Analoginya seperti membeli laptop yang dapat menjalankan aplikasi game terbaru, tapi digunakan hanya untuk aplikasi perkantoran seperti Ms.Word, Ms.Excel tanpa pivot, dan Ms.PowerPoint tanpa animasi.
Pada skenario kedua, bayangkan perusahaan Anda sedang melakukan WFH (work from home) total. Tiba-tiba terjadi masalah listrik di kantor Anda yang menyebabkan padamnya listrik sampai waktu yang tidak dapat ditentukan di seluruh gedung, termasuk ruang server. Oleh karena itu karyawan tidak dapat mengakses data dan aplikasi penting lainnya yang menyebabkan pekerjaan menjadi tertunda. Keberadaan Public Cloud berfungsi untuk untuk mencegah kejadian kejadian yang merugikan perusahaan seperti contoh diatas terjadi.
Cloud merupakan teknologi masa depan, dan masa depan tersebut sudah dimulai sekarang. Utilisasi Cloud sebagai enterprise solution semakin lazim dalam penggunaan sehari-hari. Secara perlahan tapi pasti, Cloud mulai menggeser penyimpanan data tradisional-on premise. Files, database OS, dan operasional aplikasi bisnis yang mission–critical akan tersimpan dengan aman dalam Cloud. Fleksibilitas dan ketersediaan yang ditawarkan oleh Cloud yang tidak bergantung pada pengawasan khusus dan terus-menerus ini menjadikan solusi Cloud computing pilihan yang tepat guna untuk perusahan yang tidak ingin terhambat perkembangannya. Dengan meningkatnya persaingan diiringi dengan standarisasi kepatuhan atau compliance yang dilakukan oleh masing-masing penyedia Cloud, manfaat dan solusi dari Cloud semakin aktual untuk kebutuhan di masa ini.
ACS Group bersama dengan Alibaba Cloud sebagai penyedia layanan public cloud dan Nutanix, vendor infrastruktur TI dengan enterprise cloud platform-nya akan siap melayani para pelanggan setia dalam implementasi Private, Public dan Hybrid Cloud yang dapat memberikan banyak manfaat bagi perusahaan anda.
Untuk informasi lebih jelas silahkan melihat video di youtube ACS Group “Tingkatkan Bisnis dengan Cloud yang Fleksibel dan Dinamis”